MAN de MOTEFA, Mencetak Lulusan Madrasah Aliyah yang Siap Kerja

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Dunia kerja mensyaratkan sumber daya manusia yang mempunyai suatu keterampilan. Hal ini disadari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kulon Progo yang harus menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap memasuki dunia kerja. 

Pasalnya, data internal lulusan siswa MAN 2 Kulon Progo setiap tahunnya menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan (berkisar 30 persen) yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sementara 70 persen lainnya langsung masuk ke dalam dunia kerja maupun berwiraswasta.  

“Permasalahannya adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan SMA/MA agar dapat masuk ke dunia kerja,” ujar Menteri Agama Fachrul Razi dalam Presentasi dan Wawancara KIPP Tahun 2020, secara virtual beberapa waktu lalu. 

MAN 2 Kulon Progo berupaya menjawab tantangan tersebut. Mereka mengembangkan metode pembelajaran dengan menggunakan model modified teaching factory (MAN de MOTEFA) yaitu memadukan antara soft skill dan hard skill.  

Melalui perpaduan antara soft skill dan hard skill, mampu mengarahkan siswa menjadi entrepreneur dan mampu bekerja di industri. Tak hanya itu, metode ini juga mengarahkan siswa menjunjung nilai-nilai akhlak mulia dalam bekerja. 

Soft skill dikembangkan untuk pembentukan akhlak mulia siswa melalui pembiasaan praktik keagamaan setiap hari dan praktik lain yang dapat membentuk akhlak mulia dan karakter siswa. Praktik pembiasaan tersebut meliputi salaman masuk dan pulang sekolah, 5 S (senyum, sapa, salaman, sopan, dan santun), salat Dhuha berjamaah, zikir pagi, asmaul husna, tahfiz, salat Zuhur berjamaah, kultum zuhur, pramuka, ekstrakurikuler. Sementara, hard skill dikembangkan melalui pengembangan program keterampilan berbasis teaching factory.  

MAN 2 Kulon Progo merupakan Madrasah Aliyah umum (bukan kejuruan) dengan muatan kurikulum yang sama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya. Namun MAN 2 Kulon Progo memberikan perhatian penuh terhadap masalah entrepreneurship dengan menambahkan kurikulum program keterampilan. 

Penguatan keterampilan diberikan delapan jam pelajaran per minggunya dan masuk intrakurikuler bukan ekstrakurikuler. MAN 2 Kulon Progo mempunyai kurikulum khusus program keterampilan dengan komposisi pembelajaran teori sebesar 25 persen dan praktik sebesar 75 persen. 

“Program keterampilan ini diharapkan dapat mencetak generasi madrasah yang siap kuliah dan siap kerja,” jelasnya. (p/ab)